Pertimbangan Menikah? - Lemonade

Latest

Lemonade

Lemonade Pecandu buku(kamu)

Rabu, 19 Juni 2019

Pertimbangan Menikah?


wiwinndut

Disclaimer: tulisan ini hanyalah pengingat untuk penulis, jika ada pembaca atau pihak mana pun yang tersinggung, penulis tidak bertanggungjawab. :p

Syawal On Going
Ramadan telah berlalu dengan segala kekhusyukannya. Semoga kekhusyukan Ramadan selalu mengikuti dalam 11 bulan ke depan dan seterusnya hingga Ramadan menyapa kembali.
Jika membahasa soal bulan Ramadan maka ia tak akan lepas dari bulan setelahnya, Syawal. Syawal merupakan salah satu bulan dalam sistem kalender islam, Hijriah. Dalam islam Syawal merupakan bulan ke 10 setelah Ramadan. Pada tanggal 1 syawal, umat islam di dunia merayakan hari raya idulfitri setelah berperang melawan egoisitas diri sendiri selama Ramadan. Ya walaupun tidak hanya dalam Ramadan saja kita harus melawan ego kita. But, ya, semoga melalui Ramadan, kebiasan baik akan mengikuti pada 11 bulan berikutnya.
Syawal juga istimewa karena anjuran untuk berpuasa selama 6 hari setelah puasa Ramadan. Selain itu, keistimewaan lainnya adalah anjuran untuk menyqa ataupun menyqakan. Pada bulan ini akan banyak orang melaksanakan akad dan walimatul ursy. Yak. Syawal adalah bulan di mana jomlo banyak yang baper. Terutama dalam meratapi kekasih hati yang tak kunjung dipertemukan. Zzz. Tahun ini masih aja sendiri.
Siap-siap saja setelah Ramadan, kamu akan menerima undangan pernikahan karena akan banyak sekali kabar bahagia lengkap dengan undangan untuk menghadiri acara pernikahan yang berdatangan di bulan ini. Hehe. Namun saya tidak akan membahas dalil, hadis, anjuran, atau bahkan keutamaan menikah pada bulan syawal ini karena saya belum memiliki cukup ilmu tentang itu. Haha. Kalian bisa tanya ke Ustad atau guru ngaji kalian saja. Baiklah, dari pada baper melihat orang walimahan mending kita bahas hal-hal yang dirasa perlu jadi pertimbangan untuk menyqa, yuk, bebque.
Yang pertama, orientasi kamu menikah itu apa?
Jangan kira menikah itu hanya enanya saja ya, Beb. Pake ngomong, “ya ampun tugas kuliah banyak banget. Aku mau nikah aja deh,” “GA KUAT KULIAH. PENGEN NIKAH AJA.” Atau segala macam lah. Siapa yang pernah berucap begitu? Sepertinya kalian harus memikirkan kembali atau bahkan menarik perkataan yang telah terlontar. Cuy, lu kira nikah gampang apa? Helaw. *aku juga belum pernah ngerasain sih, tapi udah kelihatan aja ga gampang, Memet.

Yang ke dua, sudah benar-benar siapkah?
Hal kedua yang harus kamu pertimbangkan untuk menikah adalah apakah dirimu sudah benar-benar siap? Menikah bukan hanya mempersatukan dua orang insan manusia saja, namun dua keluarga. Kalau keluargamu besar, ya jadinya keluarga besar. Selalu ingat, menikah itu ga segampang memasukkan jari kelingking ke lubang hidung. Apa lagi nanti kalo kamu jadi nikah terus sambilan kuliah. Ga kuat kamu tuh. Percaya deh sama aku. Ya, kecuali, kecuali nih kamu memang udah nyiapin dari kapan tau dan kamu memang udah siap semuanya, seperti hati, pikiran dan fisik. Ya, jiwa raga lah, Beb. Wkwk. Karena menikah ini adalah perkara yang rumit. Sebenarnya tidak rumit kalau kamu tahu caranya. Wkwk. Perkara kehidupan jangka panjang. Memilih pasangan untuk seumur hidup, karena menikah adalah ibadah seumur hidup, kan, ya. Dari bangun tidur sampai tidur lagi kamu akan bertemu dengan dia terus.
Maksudku seperti ilmu terkait pernikahan. Karena jika tidak, sebaiknya pikirkan kembali. Karena ibadah tanpa ilmu artinya melenceng. Wkwk. Karena akan banyak sekali hal yang harus kamu persiapkan untuk meniqa. Terutama finansial baik laki-laki ataupun perempuan. Ya setidaknya, ada banyak tabunganlah untuk berumahtangga nantinya. Ini menurutku ya, entah kalau kalian preferensinya berbeda. Belum lagi nanti kalau kamu sudah punya anak. Bagaimana pola asuh yang baik terhadap anak dan segala macam hal.
Jadi semuanya harus dipertimbangkan secara baik sedari awal. Sedari sebelum kamu berencana akan menikah, Beb. Hehe.

Yang ketiga, benarkah ini yang kamu inginkan? Hahahaha aja deh, ga tau mau ngejelasin gimana lagi.

Seram, ya? Rumit?
Sebenarnya ga juga, sih. Banyak kok yang memutuskan menikah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya dan pernikahan mereka baik-baik saja hingga sekarang. Jadi semuanya tergantung padamu lah, Beb. Yaiyalah, masa tergantung sama omongan orang. -_-

Segitu dulu lah tulisan ini. sebenarnya aku belum dapat poin yang ingin aku sampaikan dari tulisan ini, tapi gapapa gapapa, hitung-hitung pengingat ya. Sampai bertemu di tulisan berikutnya. Semoga poin yang ingin kusampaikan, bisa kutuliskan dengan baik. Wkwk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar