Laut Bercerita: Gelora Jiwa Para Aktivis - Lemonade

Latest

Lemonade

Lemonade Pecandu buku(kamu)

Kamis, 21 Maret 2019

Laut Bercerita: Gelora Jiwa Para Aktivis



Potret kehidupan yang terjadi di masyarakat kiranya sedikit sekali disorot oleh media pertelevisian yang ada, dan hal itu menimbulkan ketidaktahuan masyarakat luas terhadap bagaimana kondisi sebetulnya negeri ini. Sisi lain dari negeri ini yang tak pernah disorot. Kisah-kisah masa lalu yang dilupakan begitu saja. Untuk mengetahui sisi lain itu, maka kita harus membaca. Membaca sejarah yang tertuliskan. Tidak mesti buku-buku sejarah atau biografi tokoh, namun novel pun banyak yang mengangkat perihal sejarah.
Potret kehidupan yang diabadikan dalam tulisan ternyata lebih menohok lagi memilukan dari pada sekadar gambar atau video. Dalam tulisan, kita dituntut untuk berpikir, membayangkan tulisan yang kita baca. Memvisualisasikan setiap kata-kata dengan imajinasi masing-masing. Membangun imajinasi keseluruhan dari cerita.
Membayangkan setiap kata kerja – dan kata-kata yang lain yang mengikuti – yang begitu mengoyak hati. Ini memang terdengar lebay, namun tidak hingga kau membaca buku terkait.
Dengan membaca, secara tidak langsung, hal itu membuat kita mengingat setiap kejadian dari kata yang kita bayangkan. Setiap kejadian yang terangkai dengan apik oleh penulis dengan sensasinya sendiri.
Jika disebutkan kata ‘Orde Baru’, apa yang akan muncul pada benak teman-teman sekalian? Lengsernya Presiden Suharto, demo besar-besaran aliansi mahasiswa, krisis moneter yang menimpa negeri ini. Namu ada hal yang lebih dari itu teman-teman pembaca. Ada kisah yang begitu tragis dan menyesakkan hati yang tak terungkap hingga sekarang.
Sekumpulan mahasiswa yang dianggap kontra dengan rezim, diangkut secara paksa ditengah malam. Ya, tentunya mereka sudah diamati gerak-geriknya dengan baik. Hati-hatilah kalian para aktivis. Mwehehe.
Novel Laut Bercerita terbit pertama kali pada tahun 2017. Laut Bercerita bercerita tentang seorang aktivis mahasiswa yang dibunuh sebulan sebelum lengsernya rezim yang telah memerintah berpuluh tahun. Artinya ia belum sempat merasakan Indonesia yang lain. Pertanyaannya, siapakah yang berdiri dibalik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu? Silakan teman-teman pembaca menjawab sendiri, ya. Yang menarik bukan tentang bagaimana aktivis itu dibunuh, tapi bagaimana proses mereka hingga dibunuh dan yang terjadi setelah pembunuhan.
Dari kejadian menghilangnya para aktivis tersebut lahirlah Aksi Kamisan yang terjadi dari tahun 2007 hingga sekarang, yang masih belum menemui titik akhir. Mereka yang diculik; yang tak kembali.
Novel ini berkisah tentang kisah keluarga yang kehilangan yang terus menerus sampai sekarang mencari jawab. sekumpulan sahabat yang merasakan kekosongan di dada, sekelompok orang yang gemar menyiksa dan lancer berkhianat, sejumlah keluarga yang mencari kejelasan makam anaknya.
Novel ini layak dibaca bagi semua tipe orang terutama para mahasiswa dan menyandang sebutan aktivis dalam memperjuangkan keadilan di negeri ini agar semangat awal dulu menjadi aktivis selalu membara.
Setelah merdeka hampir 74 tahun, Ibu Pertiwi masih bersusah hati. Doa saja tidak akan cukup baginya.
Revina Indah Lestari. Lahir di kota dengan julukan Sekepal Tanah Surga yang sejuk. Uwuwu. Pernah terdampar selama 16 tahun di Tebo yang panas. Dan sekarang ia masih terdampar, namun bukan di Tebo, tapi Mendalo. Untuk seluruh orang yang mengenalnya, ia menekankan kembali, ia Produk Ori. Sekarang sedang menikmati perkuliahannya yang sebetulnya tidak nikmat karena satu dan lain hal. Follow IG: @wiwinndut :p

Artikel ini pernah diterbitkan di puntungkolektif.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar