Just for Remember: Pieces of You - Lemonade

Latest

Lemonade

Lemonade Pecandu buku(kamu)

Minggu, 30 Juni 2019

Just for Remember: Pieces of You

 
https://id.pinterest.com/pin/272116002463234754/

Nyatanya aku hanya makhluk lemah yang tidak pernah siap terhadap kabar duka. Lemah sekali rasanya jika mendengar dan mendapati kabar terkait orang-orang terdekat yang pergi mendahului untuk selamanya. Padahal telah dari jauh-jauh hari mencoba menguatkan diri, jauh sebelum kabar duka datang, entah itu pesohor negeri ataupun keluarga sendiri. Namun setiap kedatangannya, hati ini tak sanggup menahan semua gejolak yang ada. Uluhuluh. Bahkan matapun meneteskan hujannya.
Siapa yang sanggup menahannya? Kurasa, tak ada yang benar-benar sanggup menahannya. Terutama aku. Hati ini masihlah lemah, sangat lemah dalam menerima kenyataan dan ketetapan dariMu ya Rabbi.
Kali ini kabar duka datang dari temanku. Seorang anak jenius yang baru berulangtahun yang ke 20 tahun pada 20 Januari 2019 lalu. Dan hari ini, 30 Juni 2019, genap satu bulan ia pergi dengan tenang. Insyaallah husnul khotimah. Aamiin.
Ia membawa pergi semua rahasia dan kenangannya. Bahkan semua sakitnya yang tak banyak orang tau. Ah, kau detektif, pendengar, dan penyimpan cerita yang baik. Kau membawanya hingga akhir hayatmu.

Awal pertemuan dan perkenalanku dengannya yaitu pada tahun 2014. Rupanya kami dari kecamatan yang sama, Sumay. Ah, senang sekali bertemu dengan teman satu daerah, pikirku. aku mulai akrab dengannya, sepertinya ketika semeter 2 saat kelas 1 SMA. Haha, he is a nice person. Selain satu sekolah, kami pun juga satu tempat les. Wkwk. Fyi, les bagiku tak berefek banyak selain mendongkrak nilai. Namun lain halnya dengannya. Les ini berefek banyak baginya. Setidaknya kurasa itu berefek hingga ia sampai di perguruan tinggi dengan jurusan yang sama sewaktu les dulu. Yah, pada dasarnya otaknya memang sudah encer (dengan level tinggi) yang kebangetan. Bisa-bisanya ia menjawab soal tanpa mikir dulu. Maksudku, tak butuh waktu lama baginya untuk menjawab soal yang terbilang rumit. Kan ngeselin yak.
Kelas 2 SMA aku dan dia di satukan dalam kelas yang sama. Ehe berlanjut hingga kelas 3 SMA. Kurasa ia tahu semua rahasiaku ketika SMA. Pantang sekali kalau ditantang.  Dasar, bocah jenius.
Terakhir bertemu sepertinya tanggal 6 Mei lalu. Aku tengah berada di lantai dua fakultasku, berhubung gedung fakultas kami menyatu jadi ya, begitulah. Wkwk. Aku tengah menunggu temanku turun dari ruang dosen yang berada di lantai 3. Sambil mengamati gawai, sesekali aku melihat ke arah tangga menuju lantai 3. Di kejauhan aku melihat sosokmu, dengan kacamata, kau menuruni tangga dengan senyuman khasmu.
Lugyyyy
Indahhh
How are you, Gy?
I’m good.
What are you doing here?
Baru sudah kuliah, aku tak begitu mendengar apa yang ia katakan terakhir karena suasananya begitu ramai
Eh, teteh ulang tahun. Kan lah ngucapin?
Iyo, lah tadi tu. Kan sudah?
Hee, awak belum. Hm, ucaplah.
Iyo gy.
Iyolah.

Percakapan berakhir. Lugy pergi bersama teman-temannya menuruni tangga.
Awal masuk kampus, ketika daftar ulang maru dan tes SBMPTN. Hari itu, aku mengikuti tes sekalian daftar ulang SNMPTN. Lugy juga double. Wkwk. Jaga-jaga kalau tidak lulus SBMPTN, SNMPTN udah datar ulang. Ditengah kerumunan manusia yang berdesak-desakan aku melihat dua orang teman yang sangat aku kenali. Teman les dan teman kelas. Owkwkwk. Hari itu aku pulang paling akhir karena dapat nomor urut terakhir saat daftar ulang. Tapi Lugy dan Maidi berbaik hati menungguku hingga akhir. Mantap, bruh. Haha.
Aku satu kampus dengannya.
Jadi ya aku pun sering bertemu dengannya. Lebih tepatnya berpapasan. Karena ia sering berkeliaran di manapun. Sekre bem, parkiran, fakultas, musalla, kantin, kaki 5 gedung fkip, di jalan. Sumpah haha udah kayak apa aja.
Aku hanyalah teman. Bukan teman dekat, tapi ya biasa saja. Teman biasa, karena ada yang lebih dekat lagi dengannya. Namun hari-hari sekolah, kurasa banyak waktu kami habiskan bersama, bukan berdua , beberapa orang tepatnya. Maksudku, ya, dari pagi bertemu di kelas (kurasa ini semua teman kelas pun begitu), sepulang sekolah kalau ada jadwal les, maka kami tidak pulang ke rumah karena waktu tempuh yang tidak efisien jadi kami langsung menuju tempat les dan baru pulang sorenya sekita pukul 5 atau pukul 5.30. Hal itu sepertinya dimulai sejak kelas 1 di semester 2 saat sma. Hingga kelas 3 pun kami tak berhenti mengikuti les privat. Saat kelas 3 intensitas kami les privatpun mulai bertambah. 7 hari bersekolah dan 6 hari les. Setiap hari kecuali sabtu minggu kami selalu bertemu. Belum lagi saat kelas 2 disaat ada olimpiade sain. Makin sering lagi saya bertemu dengannya. Karena waktu sma dulu, tidak ada mahasiswa yang mau mengambil ekstrakurikules fisika. Hanya aku dan Lugy yang ikut bimbingan bersama. Kalau Lugy, ya memang pada dasarnya sudah cerdas. Jafi mudah saja baginya untuk ikut. Kalau aku, ya cuma pelengkap saja. Menemani lugi. Karena ya memang aku susah nyambungnya dengan materi yang dinelaskan. Puyeng euy setiap belajar fisika. Wkwk. Hingga saat kelas 3 kami masih mengikuti ekstrakurikuler fisika dengan satu anggota tambahan. Yeee ga berdua lagi bimbingannya. Singkat cerita lugy lolos ke provinsi, aku dan temanku satunya kandas di kabupaten. Yhaaaa. Memang sudah takdir. Wkwk. selain itu ya seperti kegiatan rutin kelas, GORO. Hahaha. Goro merupakan kegiatan yang rutin dilakukan dengan tujuan keindahan. Anggaplah begitu.
Saat SMA pun, dari kelas 1 hingga kelas 3, ia selalu menjadi juara kelas dan beberapa kali juara umum se-SMA. Hmz, ini yang ku katakan di kepsyen ig ku, seperti roda yang berputar, kadang diatas kadang dibawah, tapi roda milik Lugy selalu berada diatas, entah dikayuh atau tidak. Mungkin aku yang tidak tahu keadaannya saat berada dibawah, *teman macam apa aku ini, hadeuh. Yang terlihat selalu yang baik-baik. Allah menutup semuanya, Gy. Kau selalu jadi nomor 1. Pernah aku berkeinginan untuk menyalip posisimu, nyatanya aku hanya mendapat posisi ke 3, bahkan saat terakhir pun posisi itu turun ke 5. Hadeww. Namun kamu konstan Gy. Sangat konsisten, ya. Haha. Dan kau juga menjadi yang nomor 1 menghadap Allah. Kamu tampaknya selalu unggul, Gy. Bahkan dalam urusan kebaikan. Allah sayangkan kamu. Ia juga merupakan salah satu temanku dalam berbahasa inggris a.k.a *speed up my English language. Haha bahasa inggrisku masih sangat kacau namun kau tak mempermasalahkannya bahkan membantuku dalam belajar. Huhu makasih, lho.
Satu momen lain yang keren, menurutku, adalah ketika kami menjadi Panitia PKK-MB UNJA 2018. Aku di divisi acara, Lugy di divisi humas. . *sebenarnya ada 1 lagi, temanku yang tergabung dalam kepanitiaan juga tapi bagian PG, dan ga kepikiran waktu itu kalo doi juga ada.
Saat itu, hampir setiap hari bertemu dengannya di sekretariat. Dan saat di atas panggung, saat memberi arahan kepada maru, aku sempat menyapanya. Ia sedang menjadi operator.
Weee, keren, Gy. Kok kan bisa di Humas? *lha pertanyaan aku gitu amat ya.
Nah, dakdo tentu jugo awak tu.
Kito duo la bentok e nang dari SMA bisa ikut kepanitian ko.
Iyo nelah nu. Haha
Senang aso e. wkwk.
Kan nak poto dak? Siko biak awak potoan.
Weee, HP baru pulak kawan.
Haha.
*cekrek*
Beko kirim yo, Gy.
Oke.
Sip.
Sayang, kita ga ada foto bareng. *eh keknyo ado lah. Mano Gy? Kok dak di kirim. Zzz.

Di kampuspun aku sering menemukannya tengah asik dengan dunianya. Aku sering melihatnya entah sedang sendiri atau bersama teman-temannya. Yang pasti dengan setumpuk kertas dan laptop. Entah tengah mengerjakan laporan atau paper internasionalnya. Aku bahkan pernah menemukannya di Indomaret depan kampus. Tengah mengisi daya hpnya dengan rambut yang acak-acakan khas profesor yang tak sempat mengurus diri saking sibuknya, kurasa. Bahkan suatu kali aku melihatnya dengan tumpukan kertas. Gila. Ini anak kemana pun dan dimanapun selalu belajar. Usahanya tidak tanggung-tanggung. Begitulah memang seharusnya, bukan? Kebiasaanku setiap bertemu dengannya adalah memanggil namanya dan menanyakan apa yang ia lakukan di situ dengan menggunakan bahasa inggris. *yak karena hanya itu kalimat yang fasih kuucapkan. Wkwk. Aku sudah terbiasa berbicara dengannya menggunakan bahasa inggris ya ga pure inggris. Mix lah. Walau lebih banyak bahasa dusunnya. Ya sesama dari dusun kalo ketemu tuh susah banget buat pake bahasa kota. Wkwk. Kalo pake bahasa kota tuh rasanya kek, dih apo sih sok nian kao. Lha itu bahasa kota Tebo, ya. Ah iyo jugo dak. Wkwk.
Selain pintar akademik, ia juga suka dengan hal-hal yang berbau IT. Videografi dan fotografi pun tak terlewatkan. Ia dapat julukan paparazi di kelas. Karena hengpongnya paling bagus dan kapasitas memori paling gede jadi sering dipinjam buat foto celpieh anak-anak. Ketika masih diajjah B612. Kali lagi gabut, kerjaannya boomerang, take ugly picture, videolah sekelas ugha. Saking banyaknya itu momen sampe dubuatin file perbulan sama dia. Gy, bagi dong foto-foto pas SMA dulu, punyo aku lah ilang galo. :'(
Dia tuh baik banget ya Allah. Hpnya dipinjem lama dia selow aja. Lugy juga tipe temen kelas yang nyebelin. Kalo ada PR dia datangnya paling siang, wuanjer, gamao dicontok tuh kerjaan. Wkwk. Tapi dia ga pelit buat ngajarin. Lha, iya. Kan emang gitu bosque. Karena nyontek merupakan perbuatan yang tidak baiq dan tidaq terpuji. Hzz.
Suatu hari, aku terkejuat ketika ia aplot foto dengan seorang laki-laki yang mirip banget sama dia mukanya. Ku kira  ia punya abang, tapi masa aku ga tau, kan uah temenan dari SMA. Ku kira abang kandung, rupanya abang ketemu gede. Hehe. Tapi, ya, ampun. Mereka tuh mirip banget. Asli.
Sewaktu SMA, lugy itu udah punya ideologinya sendiri. Yaitu hemat pangkal kaya. Percaya atau tidak, dia kalo nulis tuh hemat banget sama bukunya. Ya Allah. Pokoknya jangan sampe ada space yang terbuang sia-sia atau ga digunain. Begitupun dengan penggunaan tipx dan pena. Haha hemat pangkal kaya emang berguna buat kamu ya, Gy. Kamu udah jadi orang kaya; kaya harta, kaya hati, dan kamu juga kaya ilmu. Dan kamu ga hemat dengan semua itu. Kamu akan berbagi dengan siapapun yang membutuhkan. Kamu juga selalu ramah dan baik setiap kali bertemu dan memperlakukan orang. Yang seharusnya memang begitulah perilaku manusia dengan manusia lainnya, bukan?
Ketika kamu kecelakaan, orang-orang pun masih ada yang bilang, "itu lah kenapa balik pake motor. Orang Tebo gitu semua. Kek Lugy, motor banyak, kenapa lagi bawa motor balik." Hm, sebenarnya maksud mereka baik cuma ya gitu. Tapi ya aku tetap tidak setuju dengan statemen mereka. Tentang takdir dan kematian termasuk di dalamnya, sudah tertulis jelas di lauhulmahfuz jauh sebelum manusia diciptakan. Lugy pulang pakai motor, itu udah pilihannya dia. Pun sudah tertulis. Begitupun dengan takdir. Kita tidak bisa memesan apalagi memilih takdir. Yang bisa kita lakukan adalah mengusahakannya dengan cara yang baik dan tentunya doa. Lugy telah memilih caranya untuk kembali dan Allah telah menetapkan semuanya. Ini merupakan takdirnya. Mungkin menurut sebagian orang, cara ini mungkin tidak baik bahkan tragis, namun apalah arti penilaian manusia jika bagi Allah ini adalah cara terbaiknya dalam memanggilmu. Hari itu, 30 Mei, di bulan Ramadan, kau menghadap tuhanMu mendekati waktu berbuka di Mersam.  Kau dibawa ke rumah sakit, dan kabarnya kau sempat mengucap kalimat syahadat dan menghembuskan napas terakhirmu di sana. Ia pulang dari menuntut ilmu, insyaallah syurga untukmu, Gy. Kamu wafat ketika sedang berpuasa di hari Kamis, sore Jum'at. Ya Allah. Waktu terbaik baik untuk insanNya yang baik
Ketika itu, teman-teman kelas (DISPERSI), berencana akan melakukan ritual rutin tahunan, Buka Bersama pada 31 Mei 2019. Problematika saat akan mengadakan buka bersama adalah banyaknya alasan yang muncul ketika H-1. Wkwk. Jadi penanggungjawabnya harus konfirmasi satu-satu yang udah ngelist nama. Kegiatan ini tak pernah lengkap personilnya karena berbagai macam alasan.
Tak ada yang kebetulan di dunia ini. semua sudah diatur sedemikian rupa. Ketika itu, ada chat masuk dari grup foltaku. Menanyakan apakah ada dari anggota grup yang merupakan orang Mersam. Namun tak ada yang merespon dengan cepat. Begitupun aku. Sebenarnya aku punya kenalan 1 orang, orang Mersam, tapi ya aku tidak tahu Mersamnya di mana. Jadi tidak aku gubris pesan tersebut. Selang beberapa menit, ada pesan masuk lagi dari grup itu, dengan pertanyaan yang sama namun dengan orang yang berbeda. Aku pikir, ini kenapa sih?
Lalu aku melihat kembali grup kelas, I got bad news. Aku langsung meluncur ke grup foltaku, dan bertanya, Lugy kecelakaan ya? Seseorang yang ku tahu merespon, Iya, mohon doanya untuk Lugy, ya.
BOOM!!! Seperti kejatuhan bom. Terkejut dan hancur. Patah.

[30/5 20:35] Vita Nur: Begitulah sunatullah berlaku, ada kehidupan ada kematian. Ada nikmat ada ‘azab. Allah senantiasa menciptakan segala sesuatu dengan berpasang – pasangan agar manusia mengambil hikmah dan pelajaran dari apa yang telah mereka lihat, dengar dan mereka alami.
Mudah – mudahan kita senantiasa diselamatkan oleh Allah dari segala sesuatu yang buruk. Mudah – mudahan Allah terima amal ibadah sahabat kita dengan segala kebaikan serta ampunan kesalahannya.
Dan semoga hidayah Allah senantiasa menyertai diri kita dalam mengarungi samudera kehidupan ini hingga kita bisa kembali kepadaNya dengan husnul khatimah. Amin. Wallahu A’lam Bil Shawa
[30/5 21:47] Iin Dwi Novita Sari: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (Q. S. Al Anbiya: 35).
Mari sama-sama kita maksimalkan ibadah dengan waktu yang Allah masih berikan.
Jangan terlena dan ambilah pelajaran dari setiap suka duka yang mata kita lihat, kita dengar, kita rasakan.
Ingatlah manusia, kematian itu pasti dan kita tidak pernah tau jalan seperti apa yang akan mengantar kematian itu.

Teriring do’a untukmu. Semoga tenang. We love you.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar