Wangsit Kampus Mengajar Kampus Merdeka - Lemonade

Latest

Lemonade

Lemonade Pecandu buku(kamu)

Rabu, 24 Februari 2021

Wangsit Kampus Mengajar Kampus Merdeka


Cover
Kampus Mengajar.jpg
Kampus Mengajar (Dok. Kemendikbud)
Semenjak Kampus Merdeka terbit, kegiatan yang hadir semakin menarik saja. Iya, saya sudah meniatkan untuk lulus pada waktunya saja karena mau mengikuti Kampus Mengajar.

Berbicara perkara kamar mandi, tadi pagi - Selasa, 23 Februari 2021, aku mendapat wangsit mengenai Kampus Mengajar.

Memang, kalau sedang di kamar mandi itu ide suka datang begitu saja, ya. Apa lagi kalau berlama-lama di dalamnya. Heee. Padahal, kan, tidak boleh berlama-lama berada di dalam kamar mandi. But, mari sama-sama kita usahakan agar seminimal mungkin untuk tidak berlama-lama di kamar mandi, ya.

Beberapa waktu lalu, aku mendaftarkan diri untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), program yang diselenggarakan oleh Mas Menteri - Pak Nadiem. Program ini dijuluki dengan Kampus Mengajar. Kampus Mengajar merupakan bagian dari Kampus Merdeka Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Mas Menteri. Kampus Mengajar ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Kegiatan ini memberi peluang kepada mahasiswa untuk menjadi pendidik di Sekolah Dasar (SD).

Semenjak Kampus Merdeka terbit, kegiatan yang hadir semakin menarik saja.
Berdasarkan buku panduan yang ada, kegiatan ini bertujuan untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian penguatan pembelajaran literasi dan numerasi. Selain itu, untuk membantu pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk SD di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) yang membutuhkan bantuan pengajar dari para mahasiswa. Aku mengutip dari tribunnews.com, yang menuliskan, “Dari data Kemendikbud masih banyak sekolah di daerah 3T yang membutuhkan bantuan para pendamping guru untuk membantu para guru dalam proses belajar mengajar.”

Selain itu, di dalam buku panduan juga disebutkan, bahwa "Kamu dapat mengembangkan dirimu, khususnya kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan interpersonal lainnya melalui pengalaman ini."
Saya pikir ada benarnya. Wkwk. Walaupun awalnya saya sempat bingung, mau mengajar apa nanti, orang saya basic ilmunya bukan pendidikan, dan sedari dulu tidak ada niatan buat jadi pengajar. Eh, makin ke sini malah kepengin juga. Alhasil, daftar juga~

Sebelumnya, saya mau keluar dari pembahasam Kampus mengajar, saya itu tipikal orang yang skeptis. Hahaha. Setiap ada program yang diluncurkan pemerintah, pasti selalu timbul banyak pertanyaan yang mengarah pada suudzon. Wkkk. Tapi kali ini saya mencoba berbaik sangka. Toh, tidak ada salahnya ikut, selagi masih bermanfaat untuk orang lain. Insentifnya juga lumayan untuk sekelas mahasiswa seperti saya. Awokawokawok.

Astaghfirullah. Hahaha.

Kalau boleh jujur, niat awal kenapa saya tertarik ikut Kampus Mengajar, ya, karena insentifnya. Ada konversi 12 SKS, potongan UKT, uang sakudududu, dan (yang tidak akan tinggal) sertifikat. Kalau konversi SKS, saya tidak terlalu gimana-gimana, ya. Sudah semeter tuir, semester 8. SKS sudah habis, tinggal skripsian aza, Say. Yang paling menarik itu, ya, potongan UKT untuk semester 9 nanti. Lumayan, Beb.

Iya, saya sudah meniatkan untuk lulus pada waktunya saja. Zzz. Dalam pandangan saya, kegiatan yang akan datang menarik semua untuk diikuti. Selagi berstatus sebagai mahasiswa, kenapa tidak, kan? Kalau sudah lulus, privilege sebagai mahasiswa sudah habis, tidak ada lagi. :P. Nikmatin dulu, ye, kan? Kikiki.
Ndilalah, tadi pagi, kepikiran, sepertinya kalau ikut kegiatan ini, insyaallah bisa sedikit-sedikit membantu mengubah pola pikir adik-adik SD itu. Hahaha. Agak tegang juga sih, takutnya saya tidak bisa menangani pembelajaran atau nanti adik-adiknya diluar dugaan. You know what I mean. Anak kecil sekarang itu gimana, ya Allah. Semoga masih banyak yang lurus dan dipertemukan dengan mereka. Aamiin. Tapi kalo enggak, juga gapapa ya Allah. Heee. Yang penting lulus dengan banyak skill dan pengalaman.

Dalam pikiranku, aku ingin membuat sistem belajar yang menyenangkan, belajar sambil bermain. Santai tapi serius. Lah gimana? Ya, pokoknya begitu. Karena saya basic ilmunya Sastra Indonesia, maka, nantinya, sedikit banyaknya akan saya ajarkan mengenai sastra, cerita-cerita anak, dongeng, fabel, legenda, membaca nyaring, membaca puisi, menggambar, handlettering, dan hal-hal menarik lainnya. Yep, tak lupa nilai-nilai keislaman dan humanisme. Yuhuu. Haha.

Yang pasti, mau mempraktikkan ilmu-ilmu yang sudah saya dapatkan ketika berorganisasi, seperti public speaking, storytelling, ice breaking, parenting, dan hal-hal lain. Dududu. Semoga akan seru, menarik, dan menyenangkan, ya.

Bismillah.
Semangat, Sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar